Sabtu, 06 Oktober 2012

Tiga Amal Penyelamat

''Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada, tutupilah keburukan dengan kebaikan niscaya akan menghapuskannya dan bergaulah dengan manusia dengan akhlak yang baik'' (HR At-Tirmidzi).
Ada tiga hal yang diperintahkan oleh Rasulullah, yaitu bertakwa di manapun dan dalam kondisi apapun, mengikutkan kebaikan setelah keburukan, dan bergaul dengan sesama dengan akhlak yang baik.
Pertama, bertakwa kepada Allah SWT di manapun dan dalam kondisi apapun. Allah SWT berfirman, ''Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah (dengan) sebenar-benarnya takwa dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam'' (QS Ali Imran: 102).
Jangka waktu kita bertakwa adalah sampai ajal menjemput sehingga kita tidak boleh melewatkan satu detik pun kecuali diisi dengan ketakwaan. Pemahaman ini sangat penting untuk ditanamkan dalam jiwa. Inilah kunci keselamatan seorang manusia.

Sebagaimana dikatakan seorang bijak, ''Jika kamu sedang sendiri maka jagalah kalbumu, jika kamu berada di tengah-tengah orang maka jagalah lisanmu, jika kamu berada di hadapan meja makan maka jagalah perutmu, dan jika kamu berada di jalanan maka jagalah matamu, karena itulah kunci keselamatan.''
Pada hakikatnya menjaga kalbu, panca indera, dan anggota badan lainnya adalah manifestasi dari ketakwaan, manifestasi dari sikap malu, dan perasaan ditatap Allah SWT.

Kedua, kita harus mengikutkan kebaikan pada keburukan yang pernah dilakukan. Hal ini mengindikasikan bahwa kita 'tidak perlu takut berbuat dosa'. Rasulullah menyebutkan bahwa manusia merupakan makhluk yang memiliki kecenderungan berbuat salah dan lupa. Kesalahan dan sikap lupa menjadi dua hal pasti yang akan menimpa manusia. Sesuci apapun manusia, pasti sekali dua kali ia pernah melakukan kesalahan.

Walaupun demikian sangat tidak tepat bila kita menjadikannya sebagai alat justifikasi dalam melakukan dosa. Kita tidak perlu khawatir berbuat salah, tapi kita harus khawatir bila kita berbuat salah dan kita tidak berkesempatan memperbaikinya. Karena itu yang harus senantiasa kita pikirkan adalah bagaimana caranya agar kita dapat berbuat kebaikan, karena kebaikan-kebaikan itulah yang dipastikan akan menghapuskan dosa-dosa kita. Pantas bila Rasulullah SAW memerintahkan agar kita mengikutkan kebaikan setelah berbuat kesalahan.

Kebaikan yang menjadi prioritas pertama dapat menghapuskan keburukan dan dosa adalah dengan memperbanyak istighfar. Kebaikan dari istighfar, yaitu tanda pengakuan kita kepada Allah sebagai hamba yang banyak dosa, agar dosa tersebut tidak sampai menghalangi kasih sayang dan pertolongan Allah, dan agar dosa yang kita lakukan tersebut tidak menghalangi kita dari melakukan perbuatan-perbuatan baik di kemudian hari. Ketiga, hendaklah kita bergaul dengan manusia secara baik.

Poin terakhir ini sangat erat kaitannya dengan akhlak yang didefinisikan sebagai respons spontan terhadap kejadian. Akhlak yang baik adalah kunci sukses dalam bergaul. Dengan akhlak yang baik kita akan menempatkan orang lain dalam posisi yang proporsional dan baik pula. Ketika kita melihat orang berbuat munkar, maka respons positif kita adalah berbuat inkarul munkar dengan cara mengingatkannya. Ketika sedang makan, maka kita tidak berlebihan dalam memakannya. Ketika melihat wanita cantik tapi bukan muhrim, maka kita menundukkan pandangan. Insya Allah, bila setiap respons yang kita berikan selalu baik, maka insya Allah kita pun akan mendapatkan kebaikan pula.
Wallahu a'lam bish-shawab.

Tidak ada komentar: