Jumat, 27 Januari 2012

Metode tafsir

hermeniutik
                Berbicara tentang penafsiran dan metodenya memang seolah-olah tak  bisa lepas untuk memasukkan hermeneutik sebagai salah satu metode yang digunakan untuk menafsiri sebuah ayat. Begitu pula ketika membahas hermeneutik seolah tidak ada habis- habisnya melahirkan pro dan kontra seperti dua rel kereta yang sejajar tapi tidak akan pernah bisa ditemukan ujungnya. Namun, terlepas setuju atau tidak dengan  hermeneutik hendaknya semua pihak dapat bersikap arif dan  berjiwa besar untuk menerima semua pendapat yang ada. Masin-masing pihak tidak perlu mengkafirkan pikiran dan pendapat seseorang khususnya bagi mereka yang tidak setuju dengan hermeneutik sebagai metode pemikiran.
                Hermeneutik ada sejak agama lahir, bahkan sejak manusia muncul sebagai makhluk kebudayaan. Namun hermeneutika sebagai metode dalam islam muncul ketika wilayah politik islam meluas dan dibutuhkan penafsiran terutama hukum terhadap teks-teks agama. Disinilah mereka mulai berpikir modis.
                Masa modern kini bisa dianggap sebagai fase kedua hermeneutika al-qur’an. Dimana timbul hermeneutika pada zaman ini dipicu oleh sebuah kesadaran. Menurut Andreew Rippin  kesadaran tersebut berkaitan dengan kepentingan menciptakan model-model penafsiran yang memadahi terhadap al-quran dengan bantuan kesadaran dan bergam metodologi ilmiah yang tersedia. Dengan metode tersebut, penafsiran al-qur’an diharapkan mampu merasionalisasi doktrin- doktrinn yang ada dalam al-qur’an. Dan latar belakang inilah salah satu faktor lahir nya hermeneutik modern.
                Menurut Gerhard Ebelling, hermes merupakan kiasan unntuk tiga tugas utama hermeneutik modern. Tugas pertama hermeneutik  adalah merupakan sesuatu yang tadinya hanya ada dalam pikiran belaka. Kedta, menjelaskan secara rasional sesuatu yang sebelumnya masih samar sehingga maksud atau maknanya dapat dimengerti. Ketiga, menterjemahkan bahasa yang asing kedalam bahasa yang lebih dikuasai.
                Hermeneutik dan penafsiran mempunyai wilayah yang hampir sama tetapi keduanya tidak identik. Penafsiran teks adalah kegiatan berpikir, praktik penafsiran atau usaha  memahami untuk berpikir orang bisa tidak bermetode.tapi berpikir yang baik adalah  berpikir dengan metode. Jika memang diharuskan menggunakan metode dalam menafsirkan atau memahami sebuah teks, maka disitulah hermeneutika berperan. Jadi dengan indikasi di atas maka hermeneutik dapat dikategorikan sebagai metode atau teori penafsiran. Karena disana hermeneutik dalam memaknai sebuah teks tidak berarti tanpa memperhatikan latar belakang yang ada dan segala hal yang berkaitan dengan teks. Dengan segala keterbatasannya, terbukti hermeneutik telah berjasa dalam sejarah pemaknaan teks khususnya bibel. Hermeneutik dengan aliran dan coraknya mampu menjadikan sebuah teks masa silam menjadi relevan dengan kehidupan kotemporer umat manusia. Dengan demikian hermeneutika juga diharapkan mampu menjawab sebuah keresahan bahwa al-qur’an harus dapat berjalan dan mampu menyelesaikan persoalan zman ini. Hermeneutika dapat memberikan pengayaan wawasan dalam upaya memahami makna dan kandungan al-qur’an. Namun demikian, sulit dibayangkan jika hermentika menjadh metode tunggal dlam menasirkan al-qur’an. Meskipun secara teoritis hermeneutik bisa dijadikan pijakan untuk mengangkat karakteristik al-qur’an tapi mengingat masih ada anggapan buruk yang sangat ideologis karena lahan kajian alkitab dengan al-qur’an mempunyai “egoisitas” idiologis dari para pengikutnya.
                Brberapa sarjana muslim telah melahirkan karya akademik yang memberi dukungan terhadap pendekatan hermeneutika. Termasuk diantaranya  dalam bentuk tesis d`n disertasi. Seperti The Hermneutical Problem of The Qur’an In Islamic history karya Muhammad  Ata As sid. Memang beberpa pendapat mengatakan hermenutik sejalan dengan prinsip hadits Nabi:
الحكمة دالة المؤمن فحيث وجد ها فهو أحق بها
“Hikmah itu milik orang-orang yang beriman dimanapun ia temui maka mereka lebih berhaq dengan hikmah tersebut”
                Maka apaun namanya dan darimanapun datangnya sepanjang itu dapat dimanfaaatkan untuk mengungkap rahasia yang terkandung dalam al-qur’an dan sepanjang metode itu memang betul-betul menawarkan sesuatu yang lebih posifif demi perkembangan dan pembinaan umat maka masih tetap dapt dipertimbangkan.
                                                                                                                BY:  Syaf-Ri-Da 

1 komentar:

TAFSIR-HADITS mengatakan...

sorry....maksd Syaf-Ri-Da tu pa?